Gema Selonding di Sanur Village Festival 2019 - Persiapan, Penampilan, Kesan dan Pesan


Halloo! Kembali lagi di blog saya. Setelah lama tidak menulis, akhirnya kini mendapat kesempatan lagi untuk berbagi cerita dan pengalaman di blog ini. Seperti biasa… kesibukan di real life cukup menguras tenaga dan daya pikiran.

Kali ini aku akan menceritakan pengalaman seruku disalah satu satu event. Event ini diadakan setiap tahunnya di pertengahan Agustus. Kamu bisa menyebut event ini dengan "Sanur Village Festival".



Apa itu Sanur Village Festival? 

Sanur Village Festival (SVF) adalah pesta rakyat tahunan yang diselenggarakan oleh Yayasan Pembangunan Sanur (YPS). Sanur Village Festival merupakan wadah yang dapat menjembatani kepentingan warga dengan pelaku industri pariwisata serta segenap pihak yang memiliki kepentingan di Sanur.

SVF merupakan gabungan dari beberapa kegiatan berskala besar, meliputi festival makanan, pameran ekonomi kreatif, berbagai kontes dan lomba, atraksi seni budaya, musik, serta berbagai kegiatan ramah lingkungan.

Untuk tahun ini, Sanur Village Festival dilaksanakan dari tanggal 21 Agustus-25 Agustus. Ada yang kesana secara rutin? Kalau aku sih, walaupun tinggal di daerah Sanur, tidak begitu rutin mengunjungi tiap tahunnya.

Di tahun ini, terasa cukup spesial, kenapa? Karena pada pergelaran SVF tahun ini, saya tidak hanya hadir sebagai pengunjung, tetapi juga tampil sebagai performer!

Sebenarnya tahun lalu saya juga menjadi performer pada event ini. Namun di tahun ini terasa lebih spesial karena untuk pertama kalinya saya pentas membawakan gamelan Selonding.

Hal lain yang turut membanggakan adalah, tidak sembarang komuitas dapat tampil sebagai performer di Sanur Village Festival, hanya komunitas terpilih dan yang pernah juara di tingkat desa saja yang dapat tampil.

Bagaimana Persiapannya Ar...?

Secara pribadi, ada beberapa persiapan yang saya lakukan, seperti menjaga kondisi tubuh agar tetap fit, menjaga pola makan, dan belajar manajemen waktu.

Sebenarnya ada satu hal yang saya sesalkan jika mengikuti persiapan lomba atau pentas seperti ini. Hal itu adalah persiapan ini akan mengurangi quality time saya di malam hari. 

Saya merupakan "anak malam" yang biasanya akan lebih aktif mengerjakan sesuatu di malam hari, seperti membuat tugas, mendengarkan lagu, membaca, mengetik, menulis blog dan lain-lain. 

Tapi karena ada latihan untuk event, yang latihannya juga dilaksanakan malam hari, jadwal malam saya jadi sedikit kacau, dan terpaksa kulakukan rutinitasku tengah malam selesai latihan.

Persiapan Latihan Selonding di Banjar Adat Puseh Kangin

Kami melaksanakan latihan Selonding di Banjar Adat Puseh Kangin. Dibanjar ini lah kami para warga puseh kangin melaksanakan berbagai macam aktivitas, dari aktivitas yang bersifat sosial, budaya, hingga keagamaan.

Latihan Perdana dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 6 Agustus. Di hari pertama latihan, agenda kami adalah mengumpulkan anggota dan mengambil gamelan selonding di lokasi untuk dibawa ke banjar. Namun dihari pertama ini aku tidak dapat hadir karena ada kesibukannya juga di kampus.

Setelah gamelan selonding tiba dibanjar, gamelan kemudian di set dan latihan perdana pun dimulai. Latihan biasanya dimulai dari jam 8 sampai jam 11 malam.

Dihari 2 dan seterusnya, latihan mulai dilakukan secara rutin. Pada saat melakukan latihan di banjar, selain belajar bermain musik, saya pribadi juga mempelajari banyak hal, seperti belajar bersosialisasi, belajar bersabar, belajar menghargai waktu, dan belajar berpikir positif saat memulai suatu kegiatan.

Selain itu saya juga memahami betapa pentingnya dalam menentukan keputusan, karena keputusan yang kita ambil kini akan menentukan bagaimana kita menjalani hidup yang akan datang. Keren kan? Banyak sekali manfaatnya.

Ditengah gencarnya kami melakukan latihan setiap hari, tak terasa hari-H semakin dekat.

Road to Hari-H

Menuju hari H, kegiatan kami pun semakinnn santai. Aneh bukan? Memang, di Bali memang ada banyak sesuatu yang aneh hehehe...

Dimana-mana, semakin dekat hari-H persiapannya juga semakin gencar, tapi kami tidak seperti itu, malah kebalikannya, semakin santai… bagaikan mengikuti kemana arah angin.

Kenapa? Saya juga tidak tahu kenapa bisa begitu, mungkin karena kami melalui semua ini dengan tenang, sehingga tidak ada ketegangan ketika hari-H semakin dekat. Bayangkan… H-1 saja kami tidak latihan. Tenang dan sangat santuy.

Meskipun H-1 nya kami santuy, tapi kami melakukan segala persiapannya di H-2. Saat H-2 kami melakukan persiapan lebih matang, dan latihan dilakukan lebih lama dari biasanya. Selain latihan, ada juga sesi rekaman sebagai dokumentasi kegiatan.

Hari-H

Dan tibalah tanggal 24 Agustus, tanggal yang telah saya dan teman-teman nantikan, dimana kami bisa menunjukan hasil latihan kami selama ini.

Sebelum ke venue, seluruh civitas yang turut terlibat dalam pementasan ini kumpul dulu di banjar adat Puseh Kangin pukul 4 sore, guna melakukan persembahyangan dan mempersiapkan alat-alat.

Saya kebanjar dengan teman saya, bonceng berdua untuk meningkatkan tali persahabatan.

Setelah selesai segala persiapan, kami pun berangkat ke venue, menuju event Sanur Village Festival. Tepat pukul 6 sore, kami semua berangkat. Kami mendapat jadwal tampil jam 7 malam.

Di Perjalanan Menuju Venue

Sama seperti sebelumnya, saya kembali semotor berdua dengan teman saya. Memang, pada saat perjalanan menuju venue, kami tidak menaiki mobil atau bus, tetapi dengan kendaraan pribadi masing-masing, alias dengan motor.

Hal yang saya sukai jika menggunakan motor adalah, saya bisa tertawa lepas melihat aksi konyol teman saya saat naik motor. Seperti yang kita ketahui, semua sifat "jaim" kita akan terlihat ketika bersama sahabat. Pokoknya seru abisss. Lumayan juga untuk menghilangkan rasa gugup.

Perjalanan saya dan teman-teman untuk ke venue tidak mulus, situasi jalan sangat ramai sehingga menyebabkan kemacetan. Memang dari tahun-ketahun selalu begini, untung saja kemacetannya tidak begitu parah.

Sampai di Sanur Village Festival

Setelah sampai, saya dan teman-teman langsung ke belakang panggung, disana kami beristirahat sambil bersiap-siap menaiki panggung. Tak lupa juga berfoto-foto untuk mencairkan suasana.

Suasana sangat ramai, di belakang panggung banyak orang berlalu-lalang, semuanya terlihat sibuk. Ditengah keramaian itu, ayah dan adik saya datang memberi semangat kepada saya. Dengan kehadiran ayah dan adik, saya semakin optimis memberikan penampilan yang terbaik.

Saya dan my little sister


Keramaian di depan panggung

Waktu sudah hampir tiba, kami semua mengecek perlengkapan masing-masing. Para officialpun sudah mulai mengatur gamelan selonding diatas panggung.

"Huuhh" Saya sebenarnya mengidap demam panggung tingkat dewa. Karena itu, setiap akan menaiki panggung pasti timbul perasaan khawatir dan detak jantung yang mulai tak terkendali. Entah demam panggung ini muncul sejak kapan, padahal dulu tidak pernah timbul perasaan seperti ini.

Saya pun berpikir positif dan mengatur nafas. Suasana mulai cair ketika teman-teman saya mulai bercanda sehingga kami semua tertawa dan bisa melupakan ketegangan masing-masing.

Jam sudah menunjukan pukul 7, sebelum menaiki panggung kami semua berdoa. Setelah semua persiapan selesai, kamipun menaiki panggung dan woooww… sangat ramai, semua orang menyambut kami dengan teriakan dan tepuk tangan. Entah kenapa melihat sambutan tersebut membuat saya tidak gugup lagi.

Melihat mereka semua membuat saya ingin memberikan penampilan terbaik. Setelah duduk di posisi masing-masing, MC mulai membacakan sinopsis cerita dari persembahan yang akan kami bawakan. Seusai MC membacakan sinopsis, suasana hening sejenak… dan 3.....,2...…,1.....












Seusai Acara

Setelah selesai tampil, kami langsung turun panggung dan beristirahat sembari bercengkrama membahas penampilan kami tadi. Sungguh lega rasanya setelah turun panggung, semua beban telah hilang, dan kini waktunya beristirahat.

Kami semua langsung makan. Karena sudah acara bebas, saya dan beberapa teman saya jalan-jalan sambal menikmati kemeriahan Sanur Village Festival, sambil melirik-lirik cewek sedikitlah.

Kesan dan Pesan

Untuk penampilan di SVF tahun ini saya sangat senang, sangat bahagia, dan sangat bangga, meskipun pada persiapannya terdapat suka dan duka yang dialami. Kuncinya jangan mengeluh dan yakinlah atas hal yang telah kamu pilih.

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas segala berkah yang telah diberikan, sehingga dapat selalu sehat dan mampu menampilan yang terbaik di Sanur Village Festival.

Saya ucapkan terimakasih kepada ayahh, ibu, adik, dan keluarga semua yang telah mensuport saya selama ini. Dan saya ucapkan terimakasih pula untuk seluruh pihak dan karma Banjar Puseh Kangin yang telah turut menyukseskan pergelaran acara ini.

Saya mohon maaf jika ada kesalahan yang saya lakukan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja selama persiapan.

Semoga di tahun-tahun berikutnya, Sanur Village Festival semakin sukses, dan selalu manjadi salah satu wadah terbaik untuk meningkatkan sektor pariwisata di daerah Sanur.

Comments

  1. Seru ceritanya. Salam kenal, kunjungi blog saya juga ya bli. Suksma

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih atas kunjungannya Lin. Aku juga seudah mengunjungi blog mu. Aku sangat tertarik dengan tujuanmu yang akan mengulas mengenai produk-produk lokal. Tetap semangat yahh!

      Delete

Post a Comment

Baca Juga Tulisan Lainnya :

Momen-Momen Saat Light Yagami Terlihat Begitu Bodoh

Apa Yang Terjadi Jika Nyamuk Musnah Dari Muka Bumi?