Pengaruh Otoriter dan Cara Menghadapi Orang Yang Otoriter
https://pixabay.com/id/ |
Dalam beraktivitas sehari-hari, kita pasti akan berinteraksi dengan orang lain. Tidak hanya satu karakter, tetapi juga berbagai berbagai macam karakter yang akan kita temui. Karakter orang memang berbeda-beda, umumnya pengaruh paling kuat adalah keadaan lingkungan dimana orang itu tinggal.
Jika berbicara tentang karakter, ada satu sifat yang melekat pada diri saya. Saya adalah orang yang tidak sungkan untuk "mengalah". Sikap ini telah dipupuk orang tua saya sejak saya kecil. Mengalah itu dalam artian dapat mengendalikan pikiran dan tidak memaksakan kehendak yang menggebu-gebu dalam diri.
Setiap orang, pasti tidak suka bila dipaksakan kehendaknya. Perasaan menjadi terkekang dan tidak leluasa dalam mengeluarkan pendapat. Maka dari itu sangat penting untuk mulai mendengar dan menghargai pendapat orang lain. Terkesan sepele tapi sebenarnya tidak mudah untuk dilakukan.
Otoriter, Sikap Yang Mestinya Dihindari
Otoriter bagi saya adalah sikap yang menjengkelkan, dimana seseorang mengambil keputusan tanpa memikirkan akibatnya. Pada umumnya orang yang berkepribadian otoriter akan mengambil keputusan secara mutlak dan tidak dapat dibantah, sehingga terkesan tidak menghargai pendapat orang lain.
Sifat otoriter mestinya dihindari, dan perasaan tidak mau kalah harus dihilangkan.
Di dalam organisasi, kehadiran seseorang yang bersifat otoriter akan berpengaruh buruk terhadap jalannya organisasi tersebut. Terlebih bila ia adalah seorang pemimpin.
Saya pribadi pernah mengalaminya berulang kali. Saya menjadi pemimpin yang buruk bagi organisasi saya. Kalau diingat-ingat kembali memang sangat tidak pantas, itu semua karena sikap otoriter dalam diri.
Sebagai seorang pemimpin kadang kala akan merasa terbebani. Beban ini muncul karena ketidak mampuan dalam mengontrol jalannya organisasi. Untuk menutupi kekurangan tersebut, mulailah muncul perasaan tidak mau disalahkan. Perasaan inilah yang nantinya menjadi bibit sifat otoriter.
Otoriter bukanya menyelesaikan masalah, melainkan memperburuk jalannya organisasi secara perlahan.
Sikap Yang Menjadi Bumerang Bagi Diri
https://pixabay.com/id/ |
Orang yang bersifat otoriter tidak akan disukai oleh orang lain. Jangankan disukai, bila memang harus bertemupun orang lain akan mencari cara untuk meminimalkan waktu temu dengan kita yang otoriter. Hal ini terjadi karena orang yang otoriter memiliki pikiran yang sempit.
Sebenarnya mereka cerdas dan berdedikasi, namun kelebihan tersebut sering kali terhalang oleh perasaan tidak mau kalah.
Perlahan-lahan sifat yang otoriter ini akan menjadi bumerang bagi diri.
Menghadapi Orang Berkarakter Otoriter
Tidak bisa dipungkiri, cepat atau lambat kita akan berinteraksi dengan si otoriter. Berdasarkan pengalaman saya, berikut beberapa tips menghadapi orang yang otoriter. Intinya tetap sabar.
1. Jangan Pernah Berkata "Tidak Bisa"
Orang yang bersifat otoriter cenderung bersifat perfeksionis. Kenapa? Karena mereka ingin semua berjalan mulus tanpa berpikir keras. Karena itulah mereka tidak suka kalimat "tidak bisa".
Apabila si otoriter memberikan kita tugas dan kita benar-benar tidak bisa melakukannya, jangan langsung mengatakan "tidak bisa". Perlihatkan kalau kita telah berusaha menjalankan tugas tersebut, dan jika memang sudah sangat buntu barulah bilang tidak bisa. Tapi... berikanlah si otoriter solusi.
Misalnya, "Wahh.. maaf sepertinya saya tidak bisa mengerjakannya, mungkin bapak bisa membawa ini ke tempat 'X' saja. Mereka memiliki tenaga yang lebih profesional"
2. Jangan Bertele-tele
Bila sedang mengungkapkan pendapat kepada si otoriter, lakukanlah tanpa bertele-tele. Sebaiknya berpendapatlah dengan singkat, padat, dan jelas.
3. Berani mengambil dan menjaga sikap
Bila si otoriter memberikan tugas yang mustahil untuk dikerjakan, jangan takut untuk mengintrupsi. Demi kebaikan bersama kita harus berani berpendapat, namun dengan cara yang sopan.
Kemukakanlah ide dengan sopan dan hargai setiap perbedaan pendapat. Karena biasanya si otoriter tidak akan langsung menerima pendapat kita. Jelaskan pendapat secara logis dan tetap sabar, perlahan-lahan si otoriter akan merubah pikirannya.
4. Selalu Berpikir Positif
Mengambil sisi positif dari setiap kejadian adalah hal penting untuk selalu dilakukan. Terutama bila berhadapan dengan orang yang otoriter.
Jika si otoriter marah karena suatu alasan, anggap saja bila ia sedang banyak masalah. Sehingga tidak mampu mengendalikan emosi. Tetap dengarkan dengan baik, namun jangan terlalu dibawa serius hingga menyakiti perasaan.
5. Tetap Sabar dan Pupuk Sikap Profesional
Sekali lagi saya tekankan adalah pentingnya tetap sabar. Berhadapan dengan orang yang otoriter memang menjengelkan, namun kita harus mampu menahan diri.
Tunjukan bahwa kita adalah seorang profesional, kerahkan seluruh kemampuan kita. Dengan begitu si otoriter akan mulai menunjukan respeknya. Dalam kehidupan sehari-hari, sikap profesional dan tetap sabar memang wajib untuk dikedepankan.
Kesimpulan
Sifat otoriter pasti akan memberikan dampak buruk. Baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Baik cepat ataupun lambat.
Tidak ada salahnya kita terlihat biasa-biasa saja di depan orang lain. Khususnya dalam berorganisasi, menjadi pemimpin bukan berarti harus memahami segala aspek secara detail, jangan sampai menjadikan ini sebagai beban.
Sikap otoriter tidak menunjukan kepintaran seseorang, sikap otoriter tidak menunjukan kebijakan seseorang. Malah sebaliknya, menunjukan bahwa orang tersebut terlihat bodoh dan berpikiran sempit. Maka dari itu hindarilah sikap otoriter.
Comments
Post a Comment