Apa Yang Terjadi Jika Nyamuk Musnah Dari Muka Bumi?

Apa Yang Terjadi Jika Nyamuk Musnah Dari Muka Bumi?

Siapa sih yang tidak kesal dengan keberadaan nyamuk? Hewan kecil ini kerap kali menganggu aktivitas kita, terutama di malam hari.

Berbicara tentang serangga penghisap darah ini, tentu tak lepas dari dampak negatifnya bagi tubuh. Gigitan nyamuk dapat menjadi hal yang sangat menjengkelkan. Kulit yang bentol-bentol, terasa sangat gatal, dan terkadang menimbulkan bekas luka yang sulit dihilangkan.

Bahkan nyamuk juga dikenal sebagai penyebar penyakit berbahaya seperti malaria, demam berdarah, virus zika, Chikungunya, dan kaki gajah.

Parahnya, jumlah penyakit yang ditularkan nyamuk juga semakin meningkat. Salah satu pemicunya adalah terjadinya perubahan iklim global yang menyebabkan populasi nyamuk meningkat drastis.

Suhu global yang meningkat membuat nyamuk lebih suka kawin, bertelur, sehingga meningkatkan jumlah penyakit yang ditularkannya.

Nah.. pertanyaannya, bagaimana jika semua nyamuk bgsd itu musnah? Apa yang akan terjadi? 

Prestasi yang telah di hasilkan nyamuk...

Apa Yang Terjadi Jika Nyamuk Musnah Dari Muka Bumi?

Para ilmuwan memperkirakan, nyamuk telah hidup berdampingan dengan makhluk lain di bumi sejak seratus tahun yang lalu.

Setidaknya ada 3.500 spesies nyamuk yang ada di bumi saat ini, dan hanya ratusan spesies yang menyerang manusia.

Meski tidak semua spesies menyerang manusia, dampak hewan kecil ini bagi kehidupan manusia sangat besar. Ada sekitar 2 juta korban tewas setiap tahun akibat penyakit yang dibawa nyamuk.

Dr. dr. Leonard Nainggolan SpPD-KPTI. Konslutan Penyakit Tropik dan Infeksi dari Perhimpunan Peneliti Penyakit Tropik dan Infeksi Indonesia (PETRI) menjelaskan, data WHO 2016 menunjukan jumlah kematian akibat nyamuk mencapai 725.000.

Jumlah penyakit yang ditularkan nyamuk mencapai 17% dari seluruh penyakit menular, dengan kematian mencapai 1 juta pertahun, dan paling banyak terjadi di Afrika.

Selain itu, lebih dari 2,5 miliar orang di lebih dari 100 negara beresiko tertular demam berdarah, dan 3,2 miliar orang beresiko tertular malaria. (WHO,2015).

Bagaimana jika seluruh nyamuk musnah...?

Ibaratnya seperti maju kena, mundur kena.

Jika tidak ada nyamuk, ekosistem akan terganggu sehingga menimbulkan kekacauan rantai makanan. Namun jika populasi nyamuk terus meningkat, resiko penularan penyakitkan pun turut melonjak.

Punahnya satu makhluk pasti berdampak pada ekosistem secara keseluruhan. Jika nyamuk punah, dampak paling besar yang akan terjadi adalah pada habitat tundra (padang es) di kutub Utara.

Tempat itu merupakan sarang terbesar spesies nyamuk Aedes impiger dan Aedes nigripes. Mereka adalah salah satu makanan kesukaan para burung di kawasan itu

Bayangkan jika nyamuk punah, maka migrasi burung akan berkurang hingga 50 persen karena berkurangnya makanan.

Migrasi satwa lain juga akan terpengaruh, salah satunya adalah karibu, sejenis rusa kutub.

Ribuan karibu yang sebelumnya menghindari gigitan nyamuk akan segera menyerbu wilayah tundra dan hal itu pasti akan diikuti para srigala yang merupakan predator utama para karibu.

Apa Yang Terjadi Jika Nyamuk Musnah Dari Muka Bumi?
Karibu

Apa Yang Terjadi Jika Nyamuk Musnah Dari Muka Bumi?
Gambusia offinis

Kemudian, spesies ikan pemakan nyamuk, Gambusia offinis, juga akan terancam punah. Punahnya ikan ini juga akan berdampak pada rantai makanan di perairan air tawar.

Terlebih lagi, larva atau jentik nyamuk turut berperan dalam penguraian sampah organik. Ketika di genangan air, jentik-jentik itu mendapat nutrisi untuk dari sisa-sisa tanaman yang membusuk.

Itu baru sebagian kecil yang mungkin akan terjadi jika nyamuk benar-benar punah dari muka bumi.

Solusi untuk menurunkan populasi nyamuk...

Apa Yang Terjadi Jika Nyamuk Musnah Dari Muka Bumi?

Para ilmuwan tak henti-hentinya mencari cara untuk dapat memusnahkan atau mengurangi nyamuk  tanpa mengganggu ekosistem, khususnya untuk jenis nyamuk yang menularkan penyakit.

Rekayasa genetika yang dilakukan tim ilmuwan di Oxford University mampu menciptakan nyamuk mutan jantan yang dianggap akan menjadi solusi masalah ini.

Nyamuk hasil rekayasa genetika ini setelah mengawini nyamuk betina akan menghasilkan keturunan nyamuk tak bersayap. Meski tetap bisa menggigit, nyamuk mutan tersebut tidak bisa terbang karena sejak lahir tidak memiliki sayap.

Karena nyamuk harus terbang untuk bisa meminum darah, lama-kelamaan nyamuk pun tidak bisa berkembang biak dan kemudian punah.

Dengan teknologi yang sama, tim dari University of Arizona juga mampu menghasilkan nyamuk mutan seperti diatas.

Sejak Mei hingga Oktober 2010, nyamuk-nyamuk jantan yang telah dimodifikasi secara genetik itu disebarkan tiga kali dalam sepekan di kepulauan Cayman, yang memiliki luas 160 M2.

Uji coba itu memperlihatkan hasil yang bagus. Memasuki Agustus 2010, jumlah nyamuk di kawasan itu turun hingga 80 persen.

Para peneliti pun berharap penurunan populasi nyamuk tersebut mengurangi pula kasus demam berdarah.

Kritik dari para pencinta lingkungan...

Upaya pemberantasan nyamuk dengan metode diatas dinilai cukup sukses. Meski begitu ternyata cara diatas mengundang kritik dari para pencinta lingkungan.

Mereka khawatir dengan berkurangnya populasi nyamuk akan mengganggu spesies lain yang bergantung pada nyamuk, sehingga akan mengacaukan ekosistem.

Namun tim dari Oxford memastikan metode tersebut tidak akan berdampak selamanya terhadap nyamuk-nyamuk tersebut. Mereka menjelaskan bahwa metode ini tidak akan menurun pada generasi penerus nyamuk.

Karena itu, dapat disimpulkan metode diatas tidak akan berdampak permanen terhadap sistem ekologi.

Apa Yang Terjadi Jika Nyamuk Musnah Dari Muka Bumi?

Selain itu, nyamuk jantan yang telah dimodifikasi secara genetik tersebut akan berfungsi layaknya insektisida yang mengurangi populasi nyamuk secara sementara, namun tidak akan menimbulkan efek buruk.

Seperti yang telah dijelaskan diatas, penyakit-penyakit yang disebabkan nyamuk akan melonjak di tempat populasi nyamuk itu melonjak. Maka dari itu, menurunkan populasi nyamuk secara dramatis untuk sementara dianggap sebagai solusi terbaik.

Hal tersebut akan dapat mengurangi jumlah kematian, dan menyediakan waktu yang cukup untuk memberikan vaksinasi atau perawatan pada populasi manusia di kawasan tersebut.

Kesimpulan...

Meskipun dinilai berdampak positif, namun musnahnya nyamuk juga memberikan dampak negatif, khususnya bagi jalannya ekosistem dan rantai makanan.

Maka dari itu para ilmuwan melakukan rekayasa genetika untuk menghasilkan nyamuk mutan jantan. Setelah diuji coba dan berhasil, rekayasa genetika ini dipercaya akan menjadi solusi utama untuk menekan populasi nyamuk di dunia.

Meski mendapat beragam reaksi khususnya dari para pencinta alam, cara ini masih dianggap sebagai cara terbaik dalam menekan populasi nyamuk tanpa mengacaukan ekosistem di alam. 

Rujukan :
  • Sains Sinting :Menjawab pertanyaan sinting dengan jawaban ilmiah. Oleh Hoeda Manis
  • https://www.fimela.com/beauty-health/read/3774475/ini-alasan-mengapa-populasi-nyamuk-makin-hari-makin-meningkat 
  • https://doktersehat.com/dampak-gigitan-nyamuk/ 
  • https://pixabay.com/id/
  • http://hbs.bishopmuseum.org/waipio/Critter%20pages/gambusia.html

Comments

Baca Juga Tulisan Lainnya :

Momen-Momen Saat Light Yagami Terlihat Begitu Bodoh

Gema Selonding di Sanur Village Festival 2019 - Persiapan, Penampilan, Kesan dan Pesan